Belem, Bharata Online - Forum tingkat tinggi mengenai kerja sama Selatan-Selatan dalam perubahan iklim diselenggarakan pada hari Senin (10/11) sebagai bagian dari rangkaian acara sampingan "Paviliun Tiongkok" selama Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30) ke-30 di Belem, Brasil.

Forum ini bertujuan untuk membangun konsensus di antara negara-negara Selatan dalam mengatasi perubahan iklim, memperdalam kerja sama Selatan-Selatan dalam kerangka Prakarsa Sabuk dan Jalan atau Belt and Road Initiative (BRI), bersama-sama mempromosikan modernisasi hijau dan rendah karbon, serta mengeksplorasi jalur baru menuju pembangunan berkelanjutan.

Huang Runqiu, Menteri Ekologi dan Lingkungan Hidup Tiongkok, menyatakan dalam pidatonya bahwa Tiongkok tetap berkomitmen untuk memajukan kerja sama Selatan-Selatan dalam perubahan iklim, dan bekerja sama dengan negara-negara berkembang lainnya untuk bersama-sama mengatasi tantangan iklim dan berbagi pencapaian dalam pembangunan hijau.

Menurutnya, Tiongkok telah menandatangani 55 dokumen kerja sama iklim Selatan-Selatan dengan 43 negara berkembang Hingga saat ini.

Para peserta membahas pembangunan masa depan hijau bersama dan bagaimana kerja sama Selatan-Selatan dapat meningkatkan tata kelola iklim global dan memimpin transisi hijau dan rendah karbon. Forum ini juga menyaksikan peluncuran resmi proyek unggulan "Kompor Bersih", yang bertujuan untuk mengurangi polusi rumah tangga di negara-negara berkembang, membantu negara-negara terkait mengurangi penggunaan kayu bakar, memperkuat kapasitas mereka dalam mengatasi perubahan iklim dan mewujudkan pembangunan hijau rendah karbon, serta melindungi kesehatan perempuan dan anak-anak.

"Kepemimpinan yang juga diberikan Tiongkok [dalam menangani perubahan iklim] adalah memastikan bahwa seluruh negara di belahan bumi selatan dapat memperoleh manfaat dari pengalaman dan keahlian yang telah dibangun Tiongkok selama ini. Dan melalui kerja sama Selatan-Selatan, mereka kini dapat mengekspor, jika boleh dikatakan, ke seluruh dunia, sehingga anak-anak di seluruh dunia dapat diselamatkan dari dampak perubahan iklim," ujar Kitty van der Heijden, Wakil Direktur Eksekutif Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), dalam sebuah wawancara dengan China Central Television selama forum tersebut.

COP30, yang berlangsung dari 10 hingga 21 November 2025 di Belem, bertujuan untuk menempatkan kembali perjuangan melawan perubahan iklim di pusat prioritas internasional.

Rangkaian "Paviliun Tiongkok" akan berlanjut hingga 20 November 2025, dengan sesi-sesi mendatang yang mencakup topik-topik seperti pengembangan berkualitas tinggi dan berbagi pengalaman pasar karbon Tiongkok, langkah Tiongkok menuju puncak karbon dan netralitas karbon, serta transisi energi dan pengembangan energi baru Tiongkok.