Xi'an, Radio Bharata Online - Buah delima yang lezat tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hubungan lama antara Tiongkok dan Asia Tengah bahkan saat persahabatan memasuki era baru, dengan benih-benih baru yang ditanam dalam diplomasi modern, perdagangan, dan visi bersama untuk masa depan.

Xi'an di barat laut Tiongkok adalah tempat Jalur Sutra kuno memulai perjalanannya. Dulunya merupakan jantung perdagangan, budaya, dan filsafat, kota ini tetap menjadi simbol penting dari hubungan lama antara Tiongkok dan Asia Tengah.

Lebih dari dua ribu tahun yang lalu, utusan Tiongkok, Zhang Qian, memulai perjalanan yang akan membentuk kembali sejarah dan membuka gerbang ke Barat. Zhang menjelajah jauh ke Asia Tengah, melintasi gurun, pegunungan, dan negeri asing.

Di antara hadiah-hadiah berharga yang dibawanya kembali ke Tiongkok adalah biji buah delima, yang seiring waktu menjadi lebih dari sekadar makanan bagi orang-orang Tiongkok.

"Di mata masyarakat Dinasti Tang, motif buah delima tidak hanya melambangkan berkah memiliki banyak anak dan kekayaan yang melimpah, tetapi juga harapan untuk garis keluarga yang sejahtera. Di depan kita ada kotak perak berlapis emas yang dihiasi dengan desain bunga delima. Perajin memadukan pola bunga tradisional Tiongkok dengan motif buah delima gaya Barat, menjadikan artefak ini sebagai bukti pertukaran budaya antara Tiongkok dan Barat," jelas Jia Xuchen, seorang pengajar di Museum Sejarah Shaanxi.

Dalam sebuah gerakan persatuan yang kuat, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dan para pemimpin Asia Tengah berkumpul untuk menanam pohon delima dua tahun lalu di Xi'an. Pohon-pohon tersebut merupakan simbol hidup dari komitmen kawasan itu terhadap perdamaian dan kemakmuran.

Dari pasar yang ramai di zaman kuno hingga jalan raya dan rel kereta api modern yang menghubungkan Tiongkok dan Asia Tengah saat ini, Xi'an selalu menjadi titik penghubung.

Di jantung Astana, ibu kota Kazakhstan, masa depan kolaborasi Asia Tengah dengan Tiongkok mulai terbentuk. Kota modern ini merupakan bukti transformasi yang telah dialami ibu kota Kazakhstan.

Astana merupakan rumah bagi banyak proyek kerja sama, mulai dari jaringan pipa energi hingga jaringan transportasi, dan telah menjadi kekuatan utama dalam memajukan konektivitas dan stabilitas regional.

Gerbang Khorgos Tiongkok-Kazakhstan, salah satu pelabuhan kering terbesar di Asia Tengah, merupakan contoh dari meningkatnya peran kawasan itu dalam perdagangan global. Kazakhstan memainkan peran penting dalam kemitraan ini, dengan bertindak sebagai pusat transit utama dalam Prakarsa Sabuk dan Jalan atau Belt and Road Initiative (BRI). Dalam beberapa tahun terakhir, perdagangan bilateral telah melonjak, mencapai lebih dari 13,5 miliar dolar AS (sekitar 220 triliun rupiah) pada paruh pertama tahun 2024.