Shanghai, Bharata Online - Nilai saham A Tiongkok yang dipegang oleh investor asing telah meningkat dari lebih dari 3 triliun yuan (sekitar 7.058 triliun rupiah) pada akhir tahun 2020 menjadi lebih dari 3,5 triliun yuan (sekitar 8.235 triliun rupiah) sejauh ini, seiring dengan terus meluasnya keterbukaan institusional tingkat tinggi di pasar modal Tiongkok, menurut data terbaru yang dirilis pada Konferensi Investor Global Bursa Efek Shanghai pada hari Rabu (12/11).

Para peserta konferensi tersebut mencatat bahwa indeks saham A utama Tiongkok telah meningkat secara stabil selama setahun terakhir.

"Saat ini, nilai pasar yang dipegang oleh investor asing di pasar saham A Tiongkok melebihi 3,5 triliun yuan, menjadikan mereka peserta yang signifikan di pasar saham A. Ke depannya, Tiongkok akan membuka pintu pasar modalnya lebih lebar lagi. Kami akan memasukkan lebih banyak jenis kontrak berjangka dan opsi ke dalam produk yang ditawarkan kepada investor global dan akan semakin memudahkan lembaga asing untuk terlibat di pasar modal Tiongkok," ujar Li Ming, Wakil Ketua Komisi Regulasi Sekuritas Tiongkok, dalam pidatonya di acara tersebut.

Konferensi hari Rabu (12/11) dihadiri oleh sekitar 400 perwakilan dari lebih dari 100 lembaga investasi global untuk bertukar gagasan tentang peluang merger dan akuisisi di Tiongkok, pertumbuhan yang didorong oleh teknologi dan inovasi, serta keterbukaan tingkat tinggi.

"Fokus pada pertumbuhan berkelanjutan yang berkualitas tinggi akan memberikan keyakinan bagi banyak pakar investasi luar negeri yang memasuki pasar Tiongkok," ujar Colin Purdie, Kepala Investasi Global Pasar Publik di Manulife Investment Management, kepada China Central Television.

Para peserta mengatakan bahwa kualitas dan nilai investasi perusahaan-perusahaan Tiongkok yang terdaftar secara keseluruhan terus meningkat. Sejumlah besar pemimpin teknologi telah muncul di bidang-bidang seperti energi baru dan kecerdasan buatan, membentuk klaster industri dengan kecanggihan teknologi yang semakin meningkat dan menyediakan aset berkualitas tinggi yang menarik investor global.

"Dan Anda telah melihat banyak inovasi yang muncul juga -- saya memikirkan AI, robotika, kendaraan listrik. Itu telah membawa transformasi bagi Tiongkok. Jadi, dari perspektif pasar keuangan global, hal itu menciptakan banyak minat," kata Tariq Ahmad, Kepala Asia Pasifik di Franklin Templeton.

Sebuah laporan terbaru dari UBS menemukan bahwa investor asing semakin meningkatkan kepemilikan saham Tiongkok mereka selama tiga kuartal terakhir, dengan 40 institusi global teratas meningkatkan kepemilikan mereka menjadi 1,1 persen, level tertinggi sejak kuartal pertama tahun 2023.