Guangxi, Radio Bharata Online - Penduduk desa di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang di Tiongkok selatan telah menjalankan ritual tradisional yang menyerukan panen yang melimpah saat para petani setempat bersiap untuk bekerja keras menyambut musim semi.
Salah satu ritual, yang dikenal sebagai "menuntun lembu musim semi" atau "Shuachunniu" dalam bahasa Mandarin, diadakan di berbagai daerah di seluruh Tiongkok sekitar periode matahari kedua, yang dikenal sebagai "Air Hujan", dalam kalender lunar tradisional Tiongkok.
Disebut juga sebagai "Yu Shui" dalam bahasa Mandarin, periode matahari kedua ini memperlihatkan suhu yang meningkat secara bertahap, salju dan es mulai mencair, dan curah hujan meningkat.
Di Desa Fuxi, di Daerah Otonomi Fuchuan Yao di Guangxi, "Shuachunniu" dijalankan oleh penduduk setempat yang menari dan menyanyikan lagu-lagu gembira di alun-alun desa kecil sambil menirukan kegiatan seperti membajak dan bercocok tanam.
"Lembu musim semi" yang digunakan dalam upacara ini terbuat dari rangka bambu yang dilapisi kulit sapi dan daun palem.
Setelah tampil di alun-alun, para peserta memimpin "kerbau musim semi" dari pintu ke pintu, membawa berkah tahun baru ke setiap rumah tangga di desa.
"Kerbau musim semi merupakan simbol musim semi dan musim membajak. Ia mengingatkan kita akan awal musim semi. Kita harus mulai bekerja keras dan menabur benih di ladang," kata penduduk desa bernama Zhou Xiuwen.