Tiongkok, Bharata Online - Sekitar 40 persen penerbangan terjadwal dari Tiongkok ke Jepang pada bulan Desember 2025 telah dibatalkan, dengan total lebih dari 1.900 penerbangan, menurut platform perjalanan Umetrip pada hari Senin (1/12).

Setelah 15 November 2025, jumlah wisatawan yang menuju Jepang mengalami penurunan yang signifikan. Misalnya, pada 25 November tahun ini saja, jumlah penumpang menurun sekitar 23 persen dibandingkan dengan angka sepuluh hari sebelumnya.

Menurut media Jepang, Yoshiyuki Yamatani, Presiden Kansai Airports, mengatakan pada hari Senin (1/12) bahwa penerbangan antara Bandara Internasional Kansai dan Tiongkok diperkirakan akan berkurang sekitar 34 persen pada minggu kedua bulan Desember 2025. Yatani mengindikasikan bahwa situasi di masa mendatang masih belum pasti.

Kansai Airports mengambil alih operasional Bandara Internasional Kansai, Bandara Osaka Itami, dan Bandara Kobe di Jepang.

Penurunan transportasi udara penumpang antara Tiongkok dan Jepang terjadi di tengah ketegangan hubungan Tiongkok-Jepang yang dipicu oleh pernyataan provokatif Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengenai wilayah Taiwan di Tiongkok pada 7 November 2025.

Pernyataan tersebut mengklaim bahwa kemungkinan Taiwan dapat menimbulkan "situasi yang mengancam kelangsungan hidup" bagi Jepang, dan menyiratkan bahwa Jepang mungkin akan menggunakan apa yang disebut "hak untuk membela diri kolektif" untuk melakukan intervensi bersenjata di Selat Taiwan. Pernyataan yang keliru tersebut kemudian menuai kritik tajam di dalam dan luar negeri.