SHANGHAI, Radio Bharata Online - Pada suatu sore di musim semi yang cerah, Teng Quanda yang berusia 89 tahun sibuk berinteraksi dengan telpon pintarnya. Teng tinggal di sebuah Panti Jompo di Shanghai, tempat lebih dari 20 lansia berambut perak berkumpul secara rutin, untuk mempelajari cara menggunakan DeepSeek, model kecerdasan buatan yang populer.
Deng Mingxing, direktur panti jompo The Rainbow Bay Senior Welfare Institute, mengatakan, para lansia di panti jompo ini begitu bersemangat mempelajari cara menggunakan DeepSeek, mereka membombardirnya dengan banyak pertanyaan terkait kesehatan. Beberapa bahkan bercanda tentang hidup hingga usia 150 tahun dengan bantuan AI.
Di seluruh Tiongkok, interaksi semacam itu menyoroti semakin diterimanya AI oleh para lansia. Dari konsultasi kesehatan hingga analisis pasar saham, mereka memperlakukan AI sebagai penasihat sekaligus pendamping, mencari bantuan dalam menyaring penipuan, merancang rencana kesehatan, atau sekadar menikmati kebersamaan dengan "cucu digital" yang cerewet dan banyak tahu.
Teknologi pintar juga memainkan peran yang sangat penting dalam mengatasi tantangan dalam perawatan lansia, dengan lebih dari 310 juta orang, atau 22 persen dari populasi Tiongkok, berusia 60 tahun ke atas pada tahun lalu.
Tiongkok berjanji dalam Laporan Kerja Pemerintah 2025, bahwa pemerintah akan meningkatkan mekanisme kebijakan, untuk pengembangan layanan dan industri perawatan lansia, mendorong pertumbuhan industri, termasuk AI yang diwujudkan, dan mendukung penerapan model AI berskala besar secara luas. (chinadaily)