London - 

Regulator Inggris mengatakan mereka telah mengidentifikasi 30 kasus pembekuan darah langka setelah penggunaan vaksin AstraZeneca. Jumlah kasus ini lebih banyak 25 kasus dari yang dilaporkan sebelumnya.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (2/4/2021) , Badan Pengatur Obat-Obatan dan Produk Kesehatan Inggris (MHRA) mengatakan tidak menerima laporan peristiwa pembekuan darah setelah penggunaan vaksin yang dibuat oleh BioNTech dan Pfizer.

Pejabat kesehatan Inggris mengatakan mereka masih percaya bahwa manfaat vaksin dalam pencegahan COVID-19 jauh lebih besar daripada kemungkinan risiko pembekuan darah.

Pada 18 Maret lalu, regulator obat-obatan Inggris mengatakan bahwa ada lima kasus pembekuan darah otak yang langka di antara 11 juta suntikan yang diberikan.Diketahui sejumlah negara membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca, sementara yang lain telah melanjutkan program inokulasi.

Pada hari Kamis (1/4), terhitung 22 laporan trombosis sinus vena serebral, penyakit pembekuan otak yang sangat langka, dan delapan laporan peristiwa pembekuan lainnya yang terkait dengan trombosit darah rendah dari total 18,1 juta dosis AstraZeneca yang diberikan.

Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson menjadi orang pertama yang mendapat dosis vaksin virus Corona (COVID-19), AstraZeneca di Inggris. Dia meyakinkan bahwa AstraZeneca tidak bermasalah.

"Saya benar-benar tidak merasakan apa-apa. Itu sangat bagus, sangat cepat," kata Johnson kepada wartawan di Rumah Sakit St Thomas, London, seperti dilansir AFP, Sabtu (20/3/2021).

https://news.detik.com/internasional/d-5517701/inggris-temukan-30-kasus-pembekuan-darah-usai-penggunaan-astrazeneca?tag_from=wp_nhl_3