Pemerintah Jepang berencana memperpanjang masa tanggap darurat akibat pandemi virus corona (Covid-19) di Tokyo dan sejumlah wilayah lain.
\r\n\r\nDilansir Reuters yang mengutip surat kabar Yomiuri, Rabu (5/5), penetapan masa darurat corona di Jepang seharusnya berakhir pada 11 Mei mendatang.
\r\n\r\nPada 25 April lalu, pemerintah Jepang menetapkan status darurat di Tokyo, Osaka, Kyoto dan Prefektur Hyogo selama 17 hari. Hal itu dilakukan untuk menahan peningkatan kasus infeksi virus corona.
\r\n\r\nPerdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, bakal menggelar rapat kabinet bersama Menteri Keuangan, Menteri Kesehatan, dan sejumlah menteri lain yang terkait untuk membahas usulan perpanjangan masa darurat corona itu.
\r\n\r\nPadahal, pelaksanaan Olimpiade di Tokyo tinggal tiga bulan lagi. Keputusan memperpanjang masa darurat corona dinilai bakal meningkatkan keraguan apakah kompetisi olahraga sejagat itu bakal berjalan lancar.
\r\n\r\nSelama penerapan masa darurat, seluruh restoran, bar, hingga tempat karaoke yang menyediakan minuman beralkohol wajib tutup. Seluruh kegiatan olahraga boleh digelar tanpa dihadiri penonton.
\r\n\r\n\r\n\r\n
Selain itu, gerai waralaba dan ritel yang mempunyai bangunan sekitar 1.000 meter persegi juga wajib tutup. Pemerintah meminta para pengusaha atau perusahaan membiarkan para karyawan bekerja dari rumah.
\r\n\r\nIni adalah ketiga kalinya Jepang menerapkan status darurat, dan juga yang pertama diterapkan di Kyoto dan Hogo.
\r\n\r\nUpaya Jepang dalam menahan laju penyebaran virus corona dinilai cukup baik. Sampai saat ini tercatat ada 550 ribu kasus infeksi corona di Negeri Sakura, dengan 9.761 orang di antaranya meninggal.
\r\n\r\nAkan tetapi, belakangan ini terjadi peningkatan jumlah kasus infeksi harian di Jepang. Hal itu membuat pemerintah khawatir akan kemampuan dan ketersediaan tenaga medis dan kamar rawat inap di rumah sakit.
\r\n\r\nApalagi proses vaksinasi di Jepang berjalan lambat.http://cnnindonesia.com