Fuzhou, Bharata Online - Pekan ASEAN-Tiongkok 2025 resmi dibuka pada hari Senin (17/11) di Fuzhou, Provinsi Fujian, Tiongkok timur, menyoroti tujuan modernisasi bersama dan mempererat hubungan regional di tengah ketidakpastian global.
Berfokus pada tema "Masa Depan Bersama: Menghubungkan Visi Komunitas ASEAN 2045 dengan Modernisasi Tiongkok", perwakilan dari berbagai sektor di Tiongkok dan negara-negara ASEAN berkumpul untuk membahas rencana kolaboratif demi pertumbuhan bersama.
Forum ini akan menyelenggarakan 12 acara utama dan terkait, yang semuanya dirancang untuk mendorong dan mempercepat upaya penguatan kemitraan antara Tiongkok dan ASEAN.
Pada upacara pembukaan acara tersebut, Laporan Kemajuan Kerja Sama Perdagangan dan Investasi Tiongkok-ASEAN (2024-2025) resmi dirilis, yang menampilkan pencapaian substansial kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua belah pihak.
Data menunjukkan bahwa Tiongkok dan ASEAN telah menjadi mitra dagang terbesar satu sama lain selama beberapa tahun berturut-turut, dengan perdagangan bilateral tetap kuat pada tahun 2024. Dari Januari hingga Oktober tahun ini, volume perdagangan mencapai 862,73 miliar dolar AS (sekitar14.464 triliun rupiah), mencerminkan peningkatan sebesar 8,2 persen.
Sebelas negara anggota ASEAN mengirimkan perwakilannya untuk berpartisipasi dalam Pekan ASEAN-Tiongkok tahun ini, dengan banyak negara juga mengirimkan delegasi tingkat tinggi, yang menunjukkan komitmen dan antusiasme ASEAN yang kuat untuk memajukan hubungan Tiongkok-ASEAN.
"Lanskap internasional semakin kompleks. Kita menghadapi berbagai tantangan, mulai dari fragmentasi ekonomi hingga disrupsi teknologi, serta tekanan pada tatanan multilateral berbasis aturan kita. Dalam menghadapi tantangan ini, ASEAN dan Tiongkok harus bersolidaritas. Kita harus memperjuangkan nilai-nilai Asia, yaitu perdamaian, kerja sama, keterbukaan, dan inklusivitas," ujar Awang Bemee Awang Ali Basah, Presiden Dewan Negara, Majelis Tinggi Parlemen Malaysia.
Pada saat yang sama, Pekan ASEAN-Tiongkok tahun ini juga mengumumkan peluncuran resmi operasi lintas batas untuk Bursa Makanan Laut Tiongkok-ASEAN, menjadikannya platform perdagangan bertema makanan laut internasional pertama di dunia.
"Sejak terjalinnya dialog dan hubungan lebih dari 30 tahun yang lalu, hubungan Tiongkok-ASEAN telah menjadi model kerja sama yang sukses dan dinamis di kawasan Asia-Pasifik. Menanggapi dampak unilateralisme dan proteksionisme terhadap tatanan ekonomi dan perdagangan internasional, serta tantangan yang ditimbulkan oleh politik kekuasaan dan tindakan intimidasi dalam hubungan internasional, Pekan ASEAN-Tiongkok tahun ini akan berupaya membangun konsensus di antara semua pihak dan mengusulkan 'Rencana Tiongkok-ASEAN' untuk secara kolaboratif mengatasi risiko dan tantangan sekaligus menciptakan masa depan bersama yang lebih cerah, sehingga membangun komunitas yang lebih erat dengan masa depan bersama bagi Tiongkok dan ASEAN," ujar Sekretaris Jenderal Pusat ASEAN-Tiongkok, Shi Zhongjun.