Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan dampak dari kudeta dan Covid-19 di Myanmar memaksa hampir setengah penduduk negara itu, terjebak ke dalam jurang kemiskinan pada 2022.http://cnnindonesia.com
\r\n\r\nPada Kamis (29/4), analisis dari Program Pembangunan PBB (UNDP) memperingatkan jika situasi keamanan dan ekonomi tidak kunjung stabil, sebanyak 25 juta orang dapat hidup dalam kemiskinan pada 2022. Angka tersebut, sekitar 48 persen dari jumlah penduduk di negara yang tengah dilanda kudeta itu.
\r\n\r\n"Kami menghadapi tragedi yang sedang berlangsung," ucap Administrator UNDP, Achim Steiner, seperti dikutip CNN, Jumat (30/4).
\r\n\r\n"Kami telah mematahkan rantai pasokan, (mengganggu) pergerakan orang dan pergerakan barang dan jasa, sistem perbankan pada dasarnya ditangguhkan, pengiriman uang tidak dapat dijangkau, pembayaran keamanan sosial yang akan tersedia untuk rumah tangga yang lebih miskin tidak dibayarkan. Ini hanyalah sebagian dari dampak langsung," kata Steiner.
\r\n\r\nKrisis politik yang berlarut-larut, lanjur Steiner jelas akan memperburuk keadaan di Myanmar.