Yichang, Bharata Online - Revolusi kecerdasan buatan Tiongkok telah melangkah maju secara signifikan setelah sistem AI Industri Terwujud yang inovatif baru-baru ini diluncurkan di sebuah pabrik kimia di Kota Yichang, Provinsi Hubei, Tiongkok tengah. Sebuah terobosan besar yang menurut para pengembang menunjukkan bahwa AI tidak hanya 'berpikir', tetapi juga 'bertindak' dalam meningkatkan produktivitas di bidang otomasi industri.
Dikembangkan oleh perusahaan Supcon Technology dan diterapkan di fasilitas milik Xingfa Group, salah satu perusahaan kimia terkemuka di Tiongkok, teknologi bertenaga AI ini kini terintegrasi sepenuhnya ke dalam sistem fisik pabrik dan tertanam langsung ke dalam proses produksi pabrik.
Selain memberikan persepsi, analisis, dan pengambilan keputusan yang esensial, sistem itu kini dipercayakan untuk melakukan eksekusi fisik tugas-tugas, sebuah perkembangan yang berpotensi menjadi pengubah permainan bagi sektor industri.
Di pusat kendali pusat pabrik yang besar, layar-layar raksasa menampilkan aliran data yang menunjukkan ribuan parameter operasional secara real-time. Namun, tidak seperti ruang kontrol tradisional yang seringkali dipenuhi teknisi, ruang ini terasa jauh lebih tenang dan membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja untuk memastikan semuanya berjalan lancar.
Semua ini berkat sistem AI baru yang terintegrasi, yang berarti operator manusia tidak perlu lagi terus-menerus memantau atau menyesuaikan peralatan secara manual. AI tersebut secara otomatis mendeteksi kondisi, membuat keputusan real-time yang terinformasi, dan menjalankan tindakan kontrol yang presisi di seluruh rantai produksi.
Para teknisi senior mengatakan bahwa penerapan sistem ini tidak hanya memangkas biaya secara signifikan, tetapi juga menyederhanakan alur kerja secara signifikan, sekaligus membebaskan staf untuk berkonsentrasi pada tugas-tugas penting lainnya dan memberikan peningkatan signifikan pada produktivitas secara keseluruhan.
"Sistem ini secara efektif mengatasi masalah jangka panjang seperti alarm yang sering muncul, intervensi manual yang berlebihan, dan ketidakstabilan produksi. Dengan mengadopsi kotak sambungan lokal, kami telah memangkas biaya pemasangan kabel dan instalasi sebesar 40 juta yuan (sekitar 93,4 juta rupiah), mengurangi total biaya konstruksi sebesar 60 persen, dan meningkatkan jumlah titik data yang dapat diawasi setiap operator dari 500 menjadi 2.000. Hal ini telah meningkatkan efisiensi operasional sebesar 67 persen dan meningkatkan efisiensi produksi hingga tiga persen. Karyawan telah terbebas dari tugas-tugas repetitif dan bertransisi ke peran sebagai pelatih AI dan spesialis respons anomali, mendefinisikan ulang kolaborasi manusia-mesin dan membentuk kembali hakikat produktivitas," ujar Li Yonggang, Kepala Teknisi di Xingfa Group.
Inti dari terobosan ini adalah dua teknologi eksklusif yang dikembangkan oleh Supcon Technology yang berbasis di Hangzhou, yang telah lama berspesialisasi dalam bidang industri otomasi proses. Yaitu, Time-series Pre-trained Transformer (TPT), model AI generatif kelas industri yang dilatih pada data industri dalam jumlah besar, dan Universal Control System (UCS), arsitektur yang ditentukan perangkat lunak yang menggantikan Distributed Control Systems (DCS) berbasis perangkat keras tradisional yang selama ini dominan di lingkungan pabrik.
TPT memungkinkan peralatan untuk melakukan penalaran tingkat ahli dan optimasi mandiri, sementara UCS menghilangkan kebutuhan akan kabinet kontrol konvensional, sehingga memangkas kompleksitas infrastruktur serta biaya. Bersama-sama, keduanya memberdayakan sistem AI untuk memberikan alarm peringatan dini yang sangat akurat untuk setiap anomali yang muncul, memungkinkan pemeliharaan prediktif untuk dilakukan, dan secara konsisten mempertahankan indikator proses utama pada tingkat terdepan di industri.
Menurut Cui Shan, Ketua dan CEO Supcon Technology, sistem itu sendiri dapat menandai momen penting. Ia juga mengatakan bahwa sistem ini membuktikan bahwa AI telah melampaui sekadar berpikir dan kini melakukan tindakannya sendiri.
"AI telah memberikan kecerdasan buatan kemampuan eksekusi fisik. AI tidak hanya 'berpikir', tetapi juga 'bertindak'. Dengan mengintegrasikan persepsi, analisis, pengambilan keputusan, dan eksekusi ke dalam siklus tertutup yang terintegrasi langsung ke dalam proses produksi aktual, AI telah menjadi agen cerdas yang sepenuhnya otonom dan mengoptimalkan diri," kata Cui.
"Nilai AI dalam aplikasi industri jauh melampaui peningkatan efisiensi produksi. Lebih mendalam lagi, AI mendefinisikan ulang batasan kolaborasi manusia-mesin dan paradigma manajemen, sekaligus meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan yang tak terlihat," tambahnya.
Dirancang khusus untuk industri proses, sistem Industrial Embodied AI sangat adaptif untuk digunakan di berbagai sektor seperti bahan kimia, bahan bangunan, dan energi. Penerapannya menandakan pergeseran penting karena AI industri tidak lagi dipandang hanya sebagai alat bantu, tetapi kini menjadi kekuatan praktis dan pemecahan masalah yang memberikan nilai terukur di pabrik.